Banner

https://www.muthmainnah.com

Menjalani Hidup Alami di Kampung Yang Subur


Assalamualaikum, Ummi. Musim liburan baru saja dimulai. Ummi dan keluarga ingin liburan kah? Atau hanya ingin bersantai di rumah? Hhhhhmmmmm Semoga liburan kali ini tetap berkesan ya, Um.

Liburan kali ini, Um. Kami sekeluarga kembali mudik ke kampung halaman suami di lereng Gunung Dempo, Sumatera Selatan.

Suasana disana dingiiiiiiiiiiinnnnnn nian karena di lereng gunung. Masya Allah. Mandi di siang bolong saja kedinginan. Bisa-bisa mandi dua hari sekali atau bahkan mandi seminggu sekali karena saking dinginnya.     Berbeda dengan di Solo, saya malah bisa mandi berkali-kali dalam sehari karena saking gerahnya. Suhu di lereng tempat tinggal saya maksimal 23 derajat celsius. Sedangkan suhu di puncak gunung stabil rata-rata 0 derajat celsius. Pingin banget muncak kesana. Namun, pikir-pikir lagi. Di rumah saja selimutnya setebal ini. Di puncak masa mau bawa-bawa selimut tebal  

Pesona Wisata Malam di Tengah Gemerlap Lampu Kota Yogyakarta  
Perjalanan mudik kesana sangat melelahkan. Saya yang baru sehat dari teler berbulan-bulan karena hamil muda harus kembali teler lagi. Bahkan sempat muntah *maaf berwarna merah darah dan di tenggorokan terasa perih. Mungkin karena keseringan maboknya. Saking frustasinya, saya terus nggak mau makan dan minum sampai di Pagaralam. Takut mabok lagi..



Yah, harus dikuat-kuatkan walaupun lemas. Obat anti mual dari Bidan nggak mempan mengurangi rasa mualku. Ingin minum wedang serbat, eh masih di dalam tas dan nggak mungkin akan bongkar muat barang hanya untuk mencari sesachet Serbat Wangi.

Kota besemah ini terkenal dengan kebun kopi robustanya yang nikmat. Khas daerah pokoknya. Rasanya lain.

Gimana yah rasanya. Eeehhhhmmmm. Pokoknya ya gitu deh. Mantap dan nikmat. Suamiku nggak mau kalau dibuatkan kopi selain kopi hasil bumi besemah ini. Makanya kami selalu membawa stok yang banyak ketika balik ke Solo. Teman-teman yang pernah nyicip kopi ini juga bilang kalau kopi ini lebih enak daripada kopi pabrik.

Saya pun kalau sedang tidak hamil minum kopi racikan mertua ini bisa sampai empat kali dalam sehari. Apalagi kalau sedang musim deadline. Bikin melek beneran mak. Tapi, yah....malah lebih fokus ke menikmati kopi sepanjang malam, bukan fokus deadlinennya. Terus....saya sukaaaa banget make hehe kopi ini buat mandi.   

Hamil pertamaku dulu rutin luluran dengan kopi. Hasilnya alhamdulillah minim stretchmark            walaupun selulit masih ada banyak karena memang sudah jarang berolahraga. Olahraga plus kopi baik untuk lulur maupun diminum sebelum kardio adalah membantu menghilangkan lemak kulit. Malah kalau diminum sebelum kardio, lemak yang terbakar lebih banyak. Itu yang bilang pelatih saya dulu waktu masih aktif olahraga. Hasilnya memang ampuh kok untuk weightloss. Susut sekian kilo dan sekian sentimeter.

3 Daftar Barang Yang Wajib Dibawa Ke Rumah Sakit Saat Melahirkan  
Boleh dicoba nih untuk Ummi yang galau dengan stretchmark. Saran saya sih, lakukan lulur kopi ini rutin sebelum itu garis-garis bandel terbentuk. Garis-garis itu sebenarnya terjadi karena kulit kita gak elastis lagi.

Ibarat karet kolor yang bisa melar lalu bisa balik lagi berarti karetnya masih bagus. Kalau kulit pasti masih mulus. Namun, karena melar terlampau panjang/besar yah. Dol. Hehe. (Aduh bener nggak nih teori pengawang-awanganku tentang elastisitas kulit ini)
Selain kopi, kota ini juga terdapat perkebunan teh yang luas, kebun-kebun cabai, sawi, terong, buncis, dan aneka sayuran lainnya. Tanahnya subur makmur lohjinawi.

Saking suburnya, masyarakat disana rata-rata menanam sayur sendiri di halaman rumah mereka. Mertua saya yang petani kopi pun menanam sayuran juga di halaman rumah dan sekitar kebun kopinya. Jadi kalau mau nyayur jarang sekali beli kecuali beli ayam maupun yang nggak bisa ditanam. Beliau metik sendiri di kebun belakang ataupun diberi oleh tetangga yang sedang panen. Gratis. Bawang habis? Tenang, di belakang rumah ada. Mau iwak? Ada kolam ikan nila dan mujaer di bawah rumah.

Lalu, apalagi?

Kedinginan???

Tenang, ada rimpang jahe di halaman rumah.
Minum Jamu Apa Yaa Biar ASI Lancar?

Namun, saya nggak tahu yang mana sih pohon jahe. Saya hanya tahu rimpangnya saja.   Selama ini saya beli jahe di pasar maupun jahe kemasan.

Saya adalah penggemar berat minuman tradisional. Terutama wedang jahe, kunyit asam, beras kencur, dll. Baik yang bikin sendiri, beli di hik jika di Solo, maupun yang kemasan instan.


Seperti Serbat Wangi dari Intrafood ini.

Sudah sejak lama saya sering beli dan stok minuman ini banyak-banyak karena memang enak dan hangat. Varian yang lain ada seperti beras kencur dan jahe wangi. Jika ingin yang segar saya bikin es beras kencur. Namun untuk menghangatkan badan di cuaca yang dingin saya lebih menyukai serbat, sih. Lebih pedas dan hangat dari yang jahe wangi.

Cara membuatnya pun cukup mudah lho, um. Tinggal tuang sebungkus serbat ke dalam cangkir. Lalu tuang air panas. Aduk rata. Serbat Wangi siap diminum.

Serbat Wangi enak, pedas, dan hangat. Cocok sekali untuk menghangatkan badan di cuaca yang dingin, meredakan perut kembung maupun kram perut.
Tiga hari yang lalu saya mabok durian. Di dusun besemah ini sedang panen raya durian, lho, Um. Walaupun saya nggak habis satu buah, namun sudah berdampak negatif untuk pencernaan saya. (Dengar-dengar sih ternyata buah durian nggak baik untuk ibu hamil) Kembung selama beberapa hari. Saya minum deh Serbat Wangi dari Intrafood.

Alhamdulillah, pagi ini sudah mendingan kembungnya. No obat. Just herbal lho.
Hatiku Riang Kemanapun Ikut Ummi Jalan-jalan

Nanti di arus balik mau saya coba ah, minum di perjalanan biar tidak mabok.

Mudah-mudahan manjur. Apalagi ini minuman kesukaan. Pasti ibu hamil ini akan bahagia jika obat sakitnya adalah kesukaannya kan, Um

Posting Komentar

8 Komentar

  1. Wah pas banget di pegunungan minumnya wedang-wedangan hangat, enak banget itu sambil menikmati pemandangan dan udara dingin sambil pegang yang hangat-hangat.

    BalasHapus
  2. waaah ada Serbat wangi, aku suka banget minuman rempah kaya serbat gini mbak, bener bener bikin hangat badan dan ngilangin kembung, apalagi di lokasi kaki gunung gitu ya mbak, hmmm jadi ngabayangin aromanya :-)

    BalasHapus
  3. Kram perut emang nggak asik ya mba. Aku pernah ngalamin kram perut. Aisk nih kalau ada minuman herbal yang tepat

    BalasHapus
  4. Waktu hamil sy sering kram perut.. Wah enak nih ada minuman herbal. Cocok sekali ya kan org hamil kalau bisa gak minum obat

    BalasHapus
  5. Minuman herbal dari jaman dulu emang tokcer buat nyembuhin penyakit2, cuman kadang orang2 males bikin karena rempong... Sekarang jaman tambah canggih, jadi banyak minuman herbal saschetan yg praktis jadi ngga perlu repot2 tinggal seduh udah jadi :D

    BalasHapus
  6. Sumatera Selatan indah banget ya ...

    BalasHapus
  7. Tempat begini niiih yg aku suka banget, dingiiin :D. Aku ga kuat panas soalnya mba :p. Kalo lg mudik ke sibolga, aku tuh ngelewatin siborongborong. Itu jg dingiiin tempatnya. Airnya sejuk krn pegunungan banget. Ama suami ampe mikir, enak banget yaaaa org2 yg tinggal di tempat pegunungan ginimm tiap hr liat ijo2 dan cuaca masih dingin begitu.. Sayangnya sibolga masuk kota yg panas krn pesisir laut :D.

    BalasHapus
  8. Teh nya mengoda sekali,, hehe.
    Tapi memang waktu liburan enaknya ke Kampung, melihat suasana hening..

    BalasHapus

Jazakumullah khair..
Silahkan tinggalkan kesan dan pesan.