Banner

https://www.muthmainnah.com

Ibu Profesional, Seperti Apa?

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.. Halo, sobat. Selamat datang di blog saya.

Menjadi ibu rumah tangga adalah sesuatu hal yang sangat mulia bagi wanita. Betapa tidak? Setiap hal pekerjaan rumah yang ibu lakukan bernilai pahala setara dengan pahala jihad. Kok bicara jihad? Teroris? Bukan donk! Jihad itu kan membela agama, bangsa, negara, bahkan mempertahankan harga diri dan harta (dalam kasus begal dan perampokan). So, jihad is not a terorism.

Jika dibayangkan, betapa sulit untuk mendapatkan pahala jihad yang rewardnya masuklah ke dalam surga lewat pintu manapun yang disukai. (minta saran kritik jika salah)

Apalagi, ibu ibu ada bolongnya nih beberapa hari dalam sebulan. Rutin pula. Belum lagi kepayahan hamil dan melahirkan. Kerepotan dengan pekerjaan rumah yang gak ada habisnya. Ibu ibu profesional menjadi mudah capek.


Jangan sedih ibu, Allah ternyata memaklumi kita kok.

Memang ada halangan rutin yang tidak bisa dihindari yang otomatis jika dilogikain jadi kurang sempurna juga dong pahala yang kita kumpulkan, alias tidak sebanyak bapak bapak yang bisa mengerjakan tanpa halangan.

Akan tetapi bagi para ibu ibu, memperoleh pahala jihad dengan reward yang sangat menggiurkan tersebut ternyata sangat mudah sekali.

Apa itu?

Diantaranya adalah taat pada suami, menjaga kehormatan dan harta suaminya.

Manut saja sama suami. Disuruh apa, berangkat. Tidak boleh keluar rumah, ya jangan keluar. Kalau menolak ya diganjar menjadi istri durhaka. Gak jadi dapat pahala jihad yang rewardnya surga yang bisa dimasuki dari pintu mana sana dong.

Hamil, melahirkan, mengasuh anak, tugas rumah adalah segudang bonus untuk menambah deposit pahala kita.

Lalu, jika ibu ingin bekerja?

Kalau dilarang suami ya jangan nekat lah. Gak mau kan uang gaji ibu yang nekat bekerja itu sifatnya didapat karena durhaka pada suami?

Terus, kan ingin jajan pakai uang sendiri soalnya kalau minta pasti dibilangin jajaannn terus gitu. Jadinya kan gak enak?

Ada beberapa jenis usaha rumahan yang bisa ibu lakukan di rumah. Bagi yang tidak diperbolahkan bekerja diluar.

1. Jualan di depan rumah.

Namun, itu hanya jika diperbolehkan suami juga lho. Karena biasanya ada suami jika langganan warungnya itu kebanyakan laki laki. Walaupun hanya sekedar jajan mereka cemburu. So, kita harus lebih mementingkan perasaan suami dong. Ridho Allah berawal dari keridhoan suami.

2. Jualan Online.

Sangat cocok sekali jika mempunyai suami yang tidak terlalu suka kita berinteraksi dengan pelanggan. Bisnis online adalah tanpa mendirikan warung atau toko. Bisnis online mungkin hanya membutuhkan alat saja misalkan minimal mempunyai smartphone.

Menundukkan pandangan/menjaga kemaluan.

Harga seorang wanita tercermin dari pakaiannya. Bukan harga pakaiannya lho. Melainkan harga dirinya. Dia bukanlah wanita yang mudah diobral jika senantiasa menutup auratnya.

Dan menutup aurat adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan reward masuk surga lewat manapun. Lalu yang tidak menutup aurat? Tidak ada amalan lain yang bisa menggantikannya. So, jika kamu belum menutup auratmu selagi masih diberi kesempatan di dunia, ayo berhijab.

Berhijab bukan hanya pakaiannya saja. Dimana laki laki asing tidak bisa melihatnya. Akan tetapi juga pergaulannya khususnya kepada kaum laki laki. Wanita berhijab tidak boleh plak plek (terlalu dekat) kepada laki laki ya. Boleh kok, tetapi hanya kepada suaminya. Ini mananya menundukkan pandangan/menjaga kemaluan.

Lalu, kalau di tempat kerja ada rekan laki laki?

Yah, berinteraksi seperlunya saja.

Jangan malah diajak guyon hingga tamplek tamplekkan.

Kaku dong?

Gak kaku kok. Kita hanya menjaga biar gak antusias berinteraksi saja. Cukup antusias pada topik yang disampaikan saja.

Mungkin ini dulu ya serial ibu profesional dari blog saya. Insya Allah akan menyambung lagi artikel mengenai ibu profesional dari berbagai bidang. Diantaranya ketika ibu profesional menjadi guru, karyawati, pedagang dsb.

Sekian.

Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Posting Komentar

0 Komentar